Friday, September 29, 2023

KARANG TARUNA

BENDERA KARANG TARUNA

Bendera Karang Taruna adalah bendera resmi yang menjadi simbol dan perlambang utama organisasi Karang Taruna sebagai identitas tunggaldalam membangun kesejajaran dengan kelembagaan lainnya.

 


 Gb. Bendera Karang Taruna


Bentuk dan ukuran resmi bendera Karang Taruna diatur sebagai berikut :

1.       Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 180 cm (seratus delapan puluh sentimeter), dan lebar 120 cm (seratus dua puluh sentimeter)

2.       Terbuat dari bahan terbaik yang agak tebal 2 (dua) lapis

3.       Di tengah-tengah bendera resmi terdapat lambang Karang Taruna di kedua sisinya, dengan ukuran garis tengah 60 cm (enam puluh sentimeter)

4.       Di bawah lambang terdapat tulisan ‘KARANG TARUNA’ dengan huruf kapital di kedua sisinya dengan warna tulisan kuning emas dan ukuran tinggi tulisan 10 cm (sepuluh sentimeter)

5.       Warna dasar adalah biru benhur (biru langit) dengan pinggiran berwarna kuning emas yang melingkari warna dasar

6.       Pada sisi bendera terdapat rumbai warna biru tua, kecuali sisi yang melekat pada tiang

7.       Bendera resmi diikatkan pada tiang dengan 3 (tiga) buah tali pengikat, dengan tinggi tiang 3 m (tiga meter), berbentuk bulat dengan garis tengah 4 cm (empat sentimeter)

8.       Pada puncak bendera diberi kepala tiang (mustika) berbentuk bunga teratai yang mulai mekar dengan tinggi 20 cm (dua puluh sentimeter), bergaris tengah 10 cm (sepuluh sentimeter), dan terbuat dari logam

 

Ctt :

Ukuran lambang Karang Taruna pada bendera menyesuaikan ukuran bendera, yakni sebesar 2/3 (dua per tiga) dari ukuran bendera yang peletakkannya persis di tengah-tengah bendera

 

 

PANJI KARANG TARUNA

 

Panji Karang Taruna adalah simbol pataka dan kekeramatan organisasi Karang Taruna yang menjadi perlambang utama sebagai bagian dari Bangsa dan Negara.

 

 


  

Gb. Panji Karang Taruna

 

Bentuk dan ukuran Panji Karang Taruna diatur sebagai berikut:

1.       Warna dasar kuning

2.       Panjang 180 cm (seratus delapan puluh sentimeter) dan lebar 120 cm (seratus dua puluh sentimeter)

3.       Terbuat dari bahan terbaik (beludru) dan dibuat agak tebal 2 (dua) lapis

4.       Di tengah-tengahnya terdapat lambang Karang Taruna pada kedua sisinya yang bergaris tengah 60 cm (enam puluh sentimeter)

5.       Di bawah lambang terdapat tulisan ‘KARANG TARUNA’ dengan huruf kapital pada kedua sisinya dengan warna tulisan hitam dan ukuran tinggi tulisan 10 cm (sepuluh sentimeter)

6.       Di ketiga sisinya (yang tidak melekat pada tiang) diberi rumbai warna kuning emas dengan panjang 6 cm(enam sentimeter)

7.       Panji diikatkan pada tiang dengan 3 (tiga) buah tali pengikat, dengan tinggi tiang 3 m (tiga meter) berbentuk bulat dan bergaris tengah 4 cm (empat sentimeter)

8.       Pada puncak tiang panji diberi kepala tiang (mustika) berbentuk bunga teratai yang mulai mekar dengan tinggi 20 cm (dua puluh sentimeter), bergaris tengah 10 cm (sepuluh sentimeter), dan terbuat dari logam

9.       Pada Panji Karang Taruna tidak boleh diberi tulisan nama wilayah, hanya boleh ada tulisan ‘KARANG TARUNA’ dengan huruf kapitaldi bawah logo Karang Taruna

 

Ctt:

Ukuran lambang/logo Karang Taruna menyesuaikan ukuran Panji, yakni 2/3 dari besaran ukuran Panji. Letak/posisi lambang persis berada di tengah-tengah Panji. 



MARS KARANG TARUNA

 


*sumber bppn

=============================

Pembuatan

  1. Pembuatan Bendera Karang Taruna secara utuh harus sesuai dengan ketentuan dalam PRT Karang Taruna pasal 46 baik dalam ukuran maupun ketepatan warnanya;
  2. Pembuatan Bendera Karang Taruna dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan baik dalam hal jumlah maupun penempatannya;
  3. Untuk kebutuhan dan penempatan dalam ruangan atau pada panggung upacara tertentu, Bendera Karang Taruna harus dibuat dari bahan beludru, sedangkan untuk penempatan diruang terbuka (jalan-jalan) Bendera Karang Taruna harus dibuat dari bahan kain (katun) biasa.


Penggunaan dan Penempatan Bendera Karang Taruna

  1. Penggunaan Bendera Karang Taruna diatur sebagai berikut:
  2. Untuk Kegiatan-kegiatan Forum pertemuan Karang Taruna, yakni: Temu Karya, Rapat Kerja, Rapat Pimpinan, RPP, dan Rapat Konsultasi;
  3. Untuk Kegiatan-kegiatan memperingati Hari-hari Besar Nasional;
  4. Untuk Kegiatan-kegiatan memperingati Hari-hari Besar Keagamaan;
  5. Untuk Kegiatan-kegiatan Karang Taruna lainnya baik yang bersifat pengumpulan/mobilisasi massa, rekretif, seni dan budaya, olah raga, dan bhakti sosial.

 

Penempatan Bendera Karang Taruna

  1. Untuk Kegiatan di dalam ruangan, penempatan Bendera Karang Taruna diatur sebagai berikut:
  2. Bendera Karang Taruna ditempatkan di bagian muka/depan ruangan;
  3. Jika jumlahnya lebih dari satu, Bendera Karang Taruna harus ditempatkan dalam posisi mengapit Bendera Merah Putih dan Panji Karang Taruna;
  4. Jika tidak ada Panji Karang Taruna, maka Bendera Karang Taruna hanya mengapit Bendera Merah Putih;
  5. Jika Jumlahnya hanya 1, Bendera Karang Taruna harus diletakkan di sebelah kanan Bendera Kota dari tampak muka, dan jika ada Panji Karang Taruna harus diletakkan berurutan setelah Bendera Merah Putih dan Panji Karang Taruna dari kiri ke kanan pada tampak depan/muka;
  6. Bendera Karang Taruna baik yang ditempatkan berurutan maupun mengapit harus memiliki ketinggian lebih rendah 20 cm;
  7. Dalam keadaan tertentu, jika tidak ada tiang, Bendera Karang Taruna boleh ditempatkan di dinding bagian muka dari ruangan pertemuan tersebut;
  8. Tinggi tiang untuk Bendera Karang Taruna yang ditempatkan di dalam ruangan adalah minimal 180 cm jika tinggi tiang untuk Panji Karang Taruna 2 m, dan diatur seterusnya diatur demikian;
  9. Pemasangan Bendera Karang Taruna di dalam ruangan adalah selama kegiatan berlangsung, kecuali pemasangan di kantor/Sekretariat Karang Taruna yang terus menerus sepanjang organisasi Karang Taruna belum dibubarkan;

 

Untuk Kegiatan di luar ruangan, penempatan Bendera Karang Taruna diatur sebagai berikut:

  1. Bendera Karang Taruna yang di tempatkan di luar ruangan harus minimal berjumlah 2 (dua) buah;
  2. Bendera Karang Taruna yang ditempatkan di luar gedung pertemuan atau kantor/sekretariat diletakkan di antara pintu masuk bagian luar (gerbang) luar dari gedung tersebut, sedangkan jika jumlahnya lebih dari 2 (dua) selain ditempatkan di antara pintu masuk bagian tersebut juga ditempatkan di sepanjang pagar gedung tersebut dengan pengaturan peletakan yang menyesuaikan dengan kepantasan dan penghormatan terhadapnya;
  3. Bendera Karang Taruna yang di tempatkan di jalanan dapat diletakkan di sepanjang jalan yang bersangkutan baik di sisi kanan dan kirinya maupun di bagian tengah jalan tersebut jika memungkinkan, dengan jumlah minimal 3 (tiga) buah;
  4. Bendera Karang Taruna yang di tempatkan di halaman gedung pertemuan atau kantor/sekretariat dapat berada dalam posisi tegak lurus maupun miring (minimal 45′) sesuai dengan kepantasan dan penghormatan terhadapnya;
  5. Bendera Karang Taruna yang di tempatkan di jalanan harus berada dalam posisi tegak lurus dengan tinggi tiang berkisar 2-3 m;
  6. Pemasangan Bendera Karang Taruna di luar ruangan dilakukan minimal 1 (satu) minggu menjelang hari “H” dan diturunkan kembali selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan/acara;
  7. Apabila Karang Taruna ikut serta dalam kegiatan upacara hari-hari besar Kota, dianjurkan membawa Bendera Karang Taruna untuk diletakkan/dibawa oleh bagian depan barisan (komandan) pasukan Karang Taruna saat itu;

 

Bendera Karang Taruna tidak boleh:

  1. Digunakan untuk mengelap sesuatu yang kotor dan basah atau mengepel lantai;
  2. Menjadi alas tidur dan dipergunakan untuk penutup kepala;
  3. Dicorat-coret, dikotori, dirobek dan/atau dibakar di depan umum;
  4. Dikibarkan setengah tiang, sampai adanya ketentuan yang mengatur tentang itu;

 

Ketentuan perlakuan lainnya adalah sebagai berikut:

  1. Apabila tidak digunakan, harus dilipat dan disimpan dengan baik di tempat yang layak;
  2. Apabila hendak dimusnahkan, harus dibakar atau dirombak sehingga bentuknya tidak lagi berwujud Bendera Karang Taruna;
  3. Bendera Karang Taruna juga dapat digunakan untuk kepentingan ekspedisi, kegiatan perkemahan/Jambore dengan penempatan yang sesuai dengan kepantasan dan penghormatan terhadapnya;

 

Bendera Karang Taruna juga dapat digunakan di kendaraan tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Dalam Ukuran sebenarnya dapat diletakkan di badan mobil bagian muka, belakang, samping kiri maupun kanan sesuai dengan kepantasan;
  2. Dalam Ukuran kecil dapat diletakkan pada tiang mobil atau kaca spion yang memungkinkan untuk itu.

 

*sumber format-administrasi-desa.blogspot.com

Sunday, February 19, 2023

BABAD ONJE DAN LAHIRNYA KABUPATEN PURBALINGGA

 *copy paste dari igosaputra.com


Suatu hari di tengah hutan belantara bernama Hutan Pengalasan Kulon yang ada di sebelah tenggara Gunung Slamet ada seorang petualang bernama Ki Tepus Rumput tengah khusyuk bersemedi. Ia duduk bersila diatas sebuah batu ceper yang membentuk sebuah altar, di bawah pohon besar nan rindang. Matanya terpejam, diam. 

Rambut di kepalanya sudah panjang tak terurus, kumis dan jambangnya awut-awutan. Tubuhnya kurus kering, pipinya cekung, pertanda sudah berhari-hari Ia menjalani semedi tanpa makan dan minum. 

Petualang sebatangkara itu adalah murid Syech Subakir. Ia ditugaskan bersama istrinya untuk membuka hutan di wilayah tersebut dan menjadikannya sebagai pemukiman untuk ditempati bersama keturunannya. Malang tak dapat ditolak, belum sampai tugasnya usai, istrinya meninggal. 

Ki Tepus Rumput pun sendirian meratapi nasib malangnya. Ia kemudian menghabiskan waktunya dengan menenggelamkan diri dalam laku tapa brata. 

Sampai pada suatu malam, ditengah semedinya, Ia didatangi sesosok manusia berjanggut panjang dan berjubah putih. Sosok tersebut mengaku sebagai leluhurnya dan bernama Ki Kantharaga. Ia lalu menasehati agar Ki Tepus menghapus kesedihannya, Ki Tepus disarankan Ki Kantha untuk ‘move on’. 

Menurut Ki Kantha, Ia bisa memiliki istri kembali asal menemukan sebuah cincin bernama ‘Soca Ludira’. Ki Kantha juga memberikan ‘clue’ bahwa cincin tersebut berada di dekat sebuah pohon jati berbau wangi. Ki Kantharaga berpesan, bila cincin telah ditemukan agar segera diserahkan kepada Sultan Hadiwijaya di Keraton Kasultanan Pajang. 

(Dalam Bahasa Jawa Kuno, ‘Soca’ berarti ‘Mata’ dan ‘Ludira’ adalah ‘Darah’) 

Ki Tepus terjaga dari tapa brata. Otaknya dipenuhi kebingungan dan keheranan atas pertemuan ghaibnya dengan Ki Kantharaga. Ia berjalan mondar-mandir sambil mengumpulkan batu-batu yang terdapat di sekitar tempatnya bersemedi. Tumpukan batu paling atas lalu digambari wajah bayangan tadi dengan menggunakan kapur sirih. 

(Tempat dimana batu-batu itu dikumpulkan, sampai sekarang dikenal dengan Dusun Bata Putih yang saat ini ada di wilayah Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet) 

Untuk menenangkan diri dan mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai cincin Soca Ludira, Ki Tepus Rumput kemudian melanjutkan semedinya. Ia baru terjaga mendengar kokok ayam jantan dan melihat pelangi berpendar di langit yang cerah. Kemudian, Ia mendekati sumber suara itu dan bertemu dengan sosok pertapa bernama Ki Onje Bukut. Di sekitar tempat pertemuannya banyak ditemukan bunga burus alias onje sehingga daerah tersebut dinamakan Trukah Onje. 

Kepada Ki Onje, Ki Tepus menceritakan pertemuan gaibnya dengan Ki Kantharaga dan pesan-pesan yang disampaikannya. Ki Onje kemudian menyarankan agar Ki Tepus mencari ‘Jati Wangi’ di Gunung Tukung yang terletak di sebelah timur Gunung Slamet. 

Ki Tepus menuruti saran Ki Onje dan pergi ke Gunung Tukung. Ia menemukan sebuah pohon jati yang secara ajaib mengeluarkan aroma harum disekitarnya. Tepat di bawah pohon jati berbau wangi, Ia kemudian bersemedi. Setelah sekian lama bersemedi, Ia melihat cahaya merah berkilauan kemudian jatuh tepat ditengah kakinya yang tengah bersila. 

Ki Tepus lalu terjaga dan betapa terkejutnya sebuah cincin tergeletak di hadapannya. Ia kemudian menyadari, cincin itulah yang dimaksud Ki Kantharaga sebagai Cincin Soca Ludira. Sesuai pesan Ki Kantharaga, Ki Tepus kemudian berkemas dan mengantarkan cincin sakti itu ke pusat Kesultanan Pajang. 


Sayembara Cincin Soca Ludira dan Berdirinya Kadipaten Onje

Sebelumnya, Keraton Pajang tengah dilanda geger. Cincin kesayangan Sang Sultan hilang tak tahu rimbanya. Sultan Hadiwijaya yang pada masa mudanya dikenal sebagai Jaka Tingkir dan memiliki nama kecil Mas Karebet itu kemudian mengadakan sayembara. Barangsiapa menemukan Cincin Soca Ludira, jika perempuan akan diangkat sebagai selir, jika laki-laki akan diberikan selirnya yang paling cantik. 

Tidak dinyana tak diduga, cincin ini ternyata ditemukan oleh seorang yang jauh-jauh datang dari tenggara Gunung Slamet, Ki Tepus Rumput. Perkataan Sultan adalah Sabda Pandita Ratu, tak kena wola wali. Sultan Pajang pun memenuhi janjinya. Ki Tepus Rumput dianugerahi seorang selirnya yang paling cantik. Ia merupakan Putri Adipati Menoreh. 

Tak hanya itu, Ki Tepus Rumput diberi pula jabatan adipati untuk daerah dimana Ia bersemedi seluas 200 grumbul / kampung. Ia kemudian diberi gelar Ki Ageng Ore-ore atau Raden Ore-Ore.

Namun, pemberian selir ini juga disertai janji-janji agar Ki Tepus Rumput yang sekarang sudah bergelar bangsawan Raden Ore-Ore jangan dulu menggaulinya. Sebab, selir Jaka Tingkir tersebut sedang keadaan mengandung empat setengah bulan. Ki Tepus baru boleh menggaulinya setelah kelak kemudian hari bayi dalam kandungan dilahirkan.

 /ingsun ora wani-wani sapa kang anemokaken manira paringi bojoningsun bocah desa asal putrane Kiyai Dipati Menoreh iya rawatana ananging iya wus meteng olih kapat tengah iya iku poma-poma aja kowe tumpangi, inggih sakelangkung saking panuwun kula lan sira manira paringi bumi karya rongatus mardika lan sira manira sengkakaken ing luhur sinebut Kiyai Ageng Ore-ore, nunten lajeng mantuk dhateng dhusun Teruka ing Onje, sareng dugi ing mangsa zhohir ingkang putra miyos kakung lajeng ngunjuki uninga dhateng/ - Babad Onje -

Setelah penganugerahan selir dan gelar adipati, Raden Ore-ore kemudian undur diri untuk kembali ke tempat asalnya. Sang Sultan memberikan pengawalan prajurit Pajang yang dipimpin oleh empat orang perwira bernama Puspa Jaga, Puspa Raga, Puspa Kantha dan Puspa Dipa.

Setelah sampai di daerah hutan dekat tempat semedinya, rombongan Raden Ore-ore dihadang rombongan begal yang dipimpin bekas pengikut Harya Penangsang bernama Putera Jala. Ia bermaksud merampas puteri selir yang dibawa rombongan tersebut. Namun, empat serangkai Puspa berhasil mengalahkan Putera Jala dan mereka bisa melanjutkan perjalanan. Akhirnya, sampailah mereka di Trukah Onje dengan selamat.

Raden Ore-ore dibantu dengan Pasukan Pajang dan abdi dalem yang diberikan Sultan Pajang kemudian mengembangkan wilayah tersebut menjadi sebuah kadipaten. Tak lama kemudian, wilayah tersebut berkembang pesat dan di beri nama Kadipaten Onje. Ada salah satu grumbul / dusun di Kadipaten Onje diberi nama ‘Surti’ yang berasal dari perkataan ‘sur puteri’ atau ‘lungsuran puteri’. Hal itu merujuk bahwa Nyai Ore-Ore merupakan lungsuran atau bekas selir Sultan Pajang.

Tak lama kemudian Nyai Ore-ore melahirkan seorang bayi laki-laki. Bayi ini lalu dibawa ke Pajang dan oleh Sultan Hadiwijaya yang tak lain ayah kandungnya diberi nama Raden Anyakrapati. Sultan berpesan agar kelak, Raden Anyakrapati yang menggantikan Raden Ore-Ore menjadi adipati di Kadipaten Onje. Raden Ore-ore juga mendapatkan tambahan wilayah kekuasaan 835 grumbul dan 7 keluarga kepala desa untuk mengabdi di Kadipaten Onje.

 /Sareng sampun dugi ing mangsa nunten kasaosaken melebu. Pangandikane Kanjeng Sultan, ”ingsun derma bae, iya sira kang anduweni anak. Iki dadi wewinih ana ing desa, lan manira paringi bumi karya wolungatus tigang lawe, sarta katandha upacaraning bupati, lan keparingan nama Kiyai Dipati Anyakrapati ing Onje, lan manira gawani sentana kamisepuh pitung somah dadia emban-embane aning desa Onje. Ana dene ratune Pandhomasan Timbang, Purbasari satus, Bobotsari Kertanegari satus, Kadipaten satus, Kontawijayan satus, Bodhas Mertasanan Mertamenggalan satus, Toyareka satus kawan desa, Selanga Kalikajar pitung desa, Onje kalihatus/ - Babad Onje –

Setelah dewasa dan dipandang mampu memegang tampuk pimpinan Raden Ore-ore memenuhi janjinya dan menyerahkan jabatan Adipati Onje kepada anak tirinya. Raden Anyakrapati pun menjabat sebagai Adipaten Onje II. Akhirnya, anak kandung Jaka Tingkir itu pun menjadi Adipati Onje. Sementara, Raden Ore-ore alias Ki Tepus Rumput memilih untuk berkelana kembali.


Tragedi Dua Puteri

Adipati Onje II memiliki dua orang istri. Pertama, Rara Kelingwati, puteri dari Kadipaten Pasir Luhur yang berada di Tanah Pasundan. Selain itu, Ia juga mempersunting seorang puteri dari Adipati Cipaku bernama Rara Pakuwati atau dipanggil juga Dewi Medang. Kedua orang isteri itu tinggal bersama serumah di Kadipaten Onje.

Adipati Onje tidak mendapatkan keturunan dari Puteri Keling. Sedangkan dengan Rara Pakuwati, Ia menurunkan dua orang putera dan seorang puteri, yaitu Raden Mangunjaya atau Raden Mangunegoro, Raden Citrakesuma dan yang paling bungsu adalah Rara Banowati.

Raden Mangunegara namanya diabadikan menjadi sebuah desa yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Mrebet. Rara Banowati kawin dengan seorang Arab bernama Sayid Abdullah yang kemudian diserahi jabatan penghulu merangkap Imam Masjid Onje. Sayid Abdulah inilah kemudian yang dikenal dengan nama Raden Sayid Kuning yang sekarang diabadikan menjadi nama masjid tertua di Desa Onje.

Ada kisah memilukan tentang dua istri Adipati Onje II ini. Suatu hari, saat Sang Adipati sedang nyenyak tidur, tiba-tiba dibangunkan oleh suara jeritan dua orang wanita. Adipati kemudian beranjak ke belakang rumah dan melihat kedua orang istrinya tengah bertengkar hebat. Pertengkaran keduanya tak bisa dilerai dan semakin menjadi.

Akhirnya, Sang Adipati hilang kesabaran dan gelap mata, diambilnya sebuah pedang dan dengan pedang itu, kedua istrinya dibabat silih berganti sehingga mereka meninggal dunia. Peristiwa memilukan ini tentu saja terdengar Adipati Cipaku, mertuanya, sehingga murka luar biasa. Adipati Cipaku kemudian mengeluarkan larangan bagi anak turunannya agar tidak menikah dengan orang-orang Onje.

Setelah peristiwa tragis terbunuhnya dua istri ditangannya sendiri, Adipati Onje II Raden Anyakraprati tak lama menduda. Ia kemudian kawin lagi dengan puteri dari Arenan bernama Nyai Pingen. Perkawinan mereka menurunkan dua orang anak laki-laki bernama Ki Wangsantaka atau juga dikenal dengan Ki Yudantaka, dan Ki Arsakusuma yang ketika dewasa dikenal dengan Ki Arsantaka. Ki Arsantakalah inilah yang kemudian akan mengawali Kadipaten Purbalingga.

Kedua kakak beradik ini memiliki sifat yang cukup berseberangan. Sementara Ki Yudantaka lebih suka bertani, adiknya lebih suka berpetualang. Namun, keduanya sama-sama tidak kerasan tinggal di Onje dengan saudara-saudara tirinya. Ki Yudantaka kemudian menekuni kegemaranya bertani, pindah ke Kedungwringin dan akhirnya meninggal disana. (Saat ini, Kedungwringin termasuk dalam wilayah Desa Karangjambe yang ada di Kecamatan Padamara, Purbalingga).

Sebaliknya Ki Arsantaka yang gemar mengembara, mengikuti jejak kakek angkatnya Ki Tepus Rumput, kemudian memilih meninggalkan Onje dan berkelana ke timur. Sampailah Ia di Desa Masaran dan diangkat sebagai anak oleh sesepuh Masaran bernama Ki Rindik atau Ki Wanakusuma yang merupakan keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram. Sekira tahun 1740-1760, Ki Asantaka mejabat Demang Pagendolan. (Sekarang termasuk Desa Masaran, ada di Kecamatan Bawang, Banjarnegara).

Ki Arsantaka mempunyai dua isteri. Pertama, Nyai Merden yang merupakan keturunan Raden Wargautama II alias Joko Kaiman, menantu Adipati Wirasaba yang mendirikan Kabupaten Banyumas (Baca : Tragedi Adipati Wirasaba). Disinilah ada kaitan antara keturunan Onje dan Wirasaba. Istri kedua adalah Nyai Kedunglumbu. Pada perkawinannya dengan Nyai Merden, Arsantaka memiliki lima orang anak, yaitu Ki Arsamenggala, Ki Dipayuda Gabug, Ki Arsayuda, Ki Ranumenggala dan Nyai Pancaprana. Sedang dengan Nyai Kedunglumbu hanya menurunkan seorang putera yaitu, Mas Candiwijaya.

Semasa Arsantaka menjabat Demang Pagendolan, wilayahnya dibawah kekuasaan pemerintahan Karanglewas yang dipimpin seorang ngabehi bernama Tumenggung Dipayuda I. Sementara Karanglewas merupakan wilayah bawahan Banyumas yang waktu itu dipimpin Tumenggung Yudanegara III (1730-1749). Tumenggung Dipayuda I dan Tumenggung Yudanegara III adalah kakak beradik, sama-sama putera Tumenggung Yudanegara II yang menjadi Adipati Banyumas tahun 1710-1728. Sementara, Kadipaten Banyumas merupakan wilayah Mancanegara Kilen yang masuk wilayah kekuasaan Kesultanan Surakarta yang saat itu dipimpin oleh Paku Buwana III.

Saat itu, tahun 1749, terjadilah perseteruan antara Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi yang melahirkan Perang Mangkubumen. Kadipaten Banyumas memihak kepada Pakubowono III dan mereka mengirimkan pasukan yang dipimpin langsung Adipati Banyumas, Tumenggung Yudanegara III. Perwira pasukan Banyumas ada Ngabehi Karanglewas Dipayuda I, Demang Pagendolan Ki Arsantaka, Demang Sigaluh Ki Mertoboyo dan Demang Penggalang Ki Ronodipuro. Pasukan Pakubowono juga didukung pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mayor De Clerk dan Kapitain Hoetje.

Pada sebuah peristiwa Perang Mangkubumen yang terjadi di Desa Jenar (Bagelen), Pasukan Pakubuwono III terdesak dan dikepung Pasukan Mangkubumi yang mengantarkan Mayor De Clerk dan Kapiten Hoetje tewas. Pertempuran jenar juga trut mengantarkan Dipayuda I menghembuskan nafas terakhir. Jasadnya sempat hilang. Ki Arsantaka lah yang kemudian mencari dan menemukannya, konon masih lengkap dengan seragam kompeni berwarna ungu. Jenazah Dipayuda I dibawa ke Kadipaten Banyumas karena keluarga besarnya berasal dari sana. Sebab meninggal dalam pertempuran di Jenar, diberi julukan Ngabehi Seda Jenar. Dipayuda I dikebumikan  di Astana Redi Bendungan, Desa Dawuhan, Banyumas.

Kemudian, kedudukan Dipayuda I sebagai Ngabehi Karanglewas digantikan putera dari Yudanegara III yang kemudian disebut dengan Dipayuda II. Sebagai rasa terima kasih atas jasa Ki Arsantaka dalam Perang Mangkubumen dan menyelamatkan jenazah puteranya, Yudanegara III mengambil salah satu putera Ki Arsantaka, yaitu, Ki Arsayuda sebagai menantu. Selain itu, Ki Arsayuda juga diberi anugerah, diangkat menjadi Patih Karanglewas. 

Tumenggung Dipayuda II tidak lama menjabat Ngabehi Karanglewas, hanya sekitar tiga tahun, 1755-1758. Ia sakit-sakitan dan meninggal dengan sebutan Nagabehi Seda Benda. Jabatannya sebagai Ngabehi Karanglewas kemudian dilimpahkan pada patihnya, Ki Arsayuda yang kemudian bergelar Tumenggung Dipayuda III.

Atas petunjuk dan bimbingan Kiai Arsantaka, pusat pemerintahan yang semula di  Karanglewas dipindahkan ke sebuah wilayah yang dianggap lebih subur dan strategis bernama Purbalingga. Sejak saat itulah, Purbalingga lepas dari Banyumas, menjadi kadipaten yang tersendiri dibawah Kasultanan Surakarta. Menurut catatan Kantor Kesantanan Sidikoro, Baluwerti, Keraton Surakarta pada hari Senin Legi 26 Selo tahun Ehe 1684 (tahun jawa) atau 23 Juli 1759 dibangunlah alun-alun dan rumah kadipaten serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan pusat pemerintahan.

Dengan demikian, lahirlah Purbalingga dengan adipati / bupati pertama adalah Ki Arsayuda, putera Ki Arsantaka dari Kadipaten Onje dengan Nyai Merden yang merupakan anak Adipati Wargautama II (Adipati Mrapat) dari Kadipaten Wirasaba. Ki Arsayuda tak lain adalah cucu dari Adipati Onje II, buyut dari Sultan Pajang Hadiwijaya alias Jaka Tingkir yang diberikan kepada Ki Tepus Rumput.

Ki Arsayuda kemudian bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III, memerintah tahun 1759-1787. Pada perkawinan dengan puteri Yudanegara III, Ia dikaruniai dua orang anak, yaitu  Nyai Citrawangsa dan Masajeng Trunawijaya. Dipayuda III menikah lagi dengan dengan Nyai Tegal Pingen (puteri Ki Singayuda yang juga cucu Pangeran Makhdum Wali Perkasa dari Pekiringan, Karangmoncol). Dari perkawinan ini, Dipayuda III menurunkan 5 orang anak, yaitu, Dipakusuma I yang meneruskan jabatan ayahnya menjadi Bupati Purbalingga kedua (1792-1811), Raden Dipawikrama (menjadi Ngabehi Dayeuhluhur), Raden Kertosono (menjadi Patih Purbalingga), Raden Nganten Mertakusuma Kemranggon dan Kiai Kertadikrama yang menjadi Demang Purbalingga.

Dipakusuma I kemudian digantikan anak sulungnya Danakusuma yang kemudian bergelar Raden Mas Tumenggung Bratasudira sebagai bupati ketiga yang memerintah tahun 1811-1831. Danakusuma merupakan putera Dipakusuma I dengan Raden Ayu Angger, puteri Pangeran Prabu Aria Amijaya yang merupakan cucu Mangkunegara I. RMT Bratasudira digantikan anaknya RMT Adipati Dipakusuma II sebagai bupati keempat (1831-1855) yang merupakan puteranya dengan Mbok Mas Widata dari Kawong.

RT Dipakusuma II kemudian digantikan anaknya R. Adipati Dipakusuma III sebagai bupati kelima (1855-1868), puteranya dengan istri kedua Raden Ayu Karangsari, puteri RT Citrasuma, Bupati Jepara. R. Adipati Dipakusuma III kemudian digantikan R Adipati Dipakusuma IV sebagai bupati keenam (1868-1883) yang merupakan putera Dipakusuma II dengan istri ke 3 nya yang bernama Raden Ayu Brobot.

Bupati ketujuh adalah RT Dipakusuma V 1883-1893 yang menggantikan ayahnya Dipakusuma IV. Ia merupakan anak Dipakusuma IV dengan istrinya yang bernama Raden Ayu Dipa Atmaja. Berikutnya. Tampuk kekuasaan Bupati ke 8 adalah Raden Brotodimejo 1883-1899 yang sebelumnya menjadi Patih Purbalingga. Brotodimejo digantikan RT Adipati Dipakusuma VI 1899-1925 yang merupakan adik Dipakusuma V. Lalu, Ia digantikan K.R.A.A Soegondo 1925-1946, putera Dipakusuma IV yang juga menantu dari Pakubuwono X. Setelah era Soegondo terjadi kekosongan kekuasaan karena terjadinya revolusi kemerdekaan sampai kemudian pemilihan bupati dipilih oleh DPRD setelah Republik Indonesia berdiri.

Wednesday, July 20, 2022

OMG... ADA YANG MERETAS AKUN FACEBOOK SAYA !!!!!!

 

Pada hari Jumat 25 Maret 2002 jam 12.38 WIB, seseorang telah memasuki facebook saya. Apa saja yang mereka lakukan terhadap facebook saya ?? 

Pertama, mereka mengganti password/kata sandi login facebook saya.

Kedua, mereka menghapus salah satu e_mail diantara dua e_mail dalam facebook saya.

Ketiga, mereka mengganti e_mail yang masih tercantum dalam facebook saya dengan e_mail buatan mereka. 

Dengan demikian, segala perubahan facebook setelah tanggal 25 Maret 2022 jam 12.38 WIB adalah bukan aktifitas saya.

Sekarang, saya sudah tidak bisa lagi mengoperasikan facebook saya sendiri, sedangkan akun facebook masih tetap aktif dan tidak dihapus. Saya sudah mencoba menghubungi peretas untuk mengembalikan facebook seperti semula atau dilakukannya penghapusan akun, namun hasilnya nihil. Saya merasa terganggu akan hal ini. Inilah yang namanya "mati tidak dikuburkan".

Sunday, January 31, 2021

NGUDI KAWRUH KASUNYATAN

Ajaran hidup menuju kesempurnaan hidup lahir batin harus terus dijalani untuk mencari kemudian menemukan pengetahuan sejati tentang kenyataan mutlak (NGUDI KAWRUH KASUNYATAN). KAWRUH KASUNYATAN itu kemudian hendaknya dihayati dalam satu kesatuan sistem pemahaman sehingga pemahaman kita tidak bercerai berai…

Apakah hakikat menuntut ilmu? Apakah hanya bermakna membolak balik dan ‘menthelengi’ buku-buku, membaca kitab-kitab (baik garing maupun teles), merenungkan fakta demi fakta yang kita alami saja? Kalau jawabannya “iya” berarti kita pikiran kita masih seperti pikirannya anak-anak.

Pikiran yang lebih maju dan lebih lengkap pasti tidak seperti itu. Harusnya kita melanjutkan pemahaman-pemahaman mitologis yang terpelihara di dalam gudang data pengetahuan di kepala kita dengan cara lebih kritis lagi.

Setelah kita membaca atau merenung harus diteruskan dengan mengolah diri. Bila membaca bersifat pasif: menerima bahan-bahan ajaran, maka mengolah diri bersifat aktif: membuktikan apakah ajaran yang disampaikan para cerdik cendekia itu memang mengandung kebenaran-kebenaran atau justeru mengandung kesalahan. Berarti seorang pencari ilmu harus berani untuk ‘nglakoni’ atau ‘memulai perjalanan laku.’

Di Jawa ada istilah GURU BAKAL dan GURU DADI. Bila GURU BAKAL menunjuk pada pelajaran-pelajaran, buku-buku, ceramah-ceramah atau data-data mentah. Maka GURU DADI-nya adalah MULATSARA DIRI (mengolah diri).

Sudah banyak dipaparkan bagaimana ajaran cara mengolah diri agar kita mampu untuk menjalani hidup ‘sangkan paraning dumadi’ mulai dari bayi, masa kanak-kanak, dewasa, masa tua. Bahkan saat menuju ajal datang pun ada ajarannya. Bahkan sudah terlalu banyak kita dijejali oleh berbagai ajaran hidup menuju kesempurnaan, tinggal apakah kita siap untuk ‘Mulatsara Diri’.

Ajaran hidup menuju kesempurnaan hidup lahir batin harus terus dijalani untuk mencari kemudian menemukan pengetahuan sejati tentang kenyataan mutlak (NGUDI KAWRUH KASUNYATAN). KAWRUH KASUNYATAN itu kemudian hendaknya dihayati dalam satu kesatuan sistem pemahaman sehingga pemahaman kita tidak bercerai berai. Kita hendaknya bisa menyusun fakta demi fakta yang kita alami dalam hidup dengan hati-hati. Ini memerlukan KEHALUSAN PERASAAN, INTENSITAS KEMAUAN dan TINGKATAN-TINGKATAN OLAH RASA.

Dalam SERAT MADU RASA karangan Ki Soedjonoredjo, ada dua tingkat olah rasa :

Tingkat pertama, MADU BASA yang meliputi sopan santun, tata cara, adat istiadat. Intinya adalah bagaimana kita menyusun pengetahuan-pengetahuan lahir atau tata ‘bahasa’ agar mendapatkan ‘kemanisan madu’

Tingkat kedua, MADU RASA yang meliputi tepa sarira, tepa palupi, unggah ungguh, eguh-tangguh, tuju-panuju, empan-papan, kala-mangsa, duga-prayuga, lambe-ati. Kemanisan rasa yang dialami pada tingkat kedua ini lebih mendalam, lebih asyik dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama dari tingkatan kedua dan sangat-sangat menyenangkan.

Menurut Ki Soedjonoredjo, ada 13 macam ‘kesenangan’ untuk NGUDI KAWRUH yaitu: 

1. Dalam hal mencari keterangan, tanda-tanda atau urusan, kesenangan yang diperolehnya sepanjang jalan seperti kesenangan agen ‘telik sandi’ yang yang mencari ‘SISIK MELIK’. 

2. Terpeliharanya DAYA RASA seperti petani yang memelihara tanaman dengan penuh kegembiraan namun belum menemukan hasilnya, yaitu WATAK. 

3. Dalam hal melatih PANCA INDERA, kesenangan yang kita peroleh seperti kesenangan joki saat melatih kuda atau seperti pawang melatih gajah, atau kesenangan guru mendidik anak didiknya. 

4. MENABUNG DAYA GAIB; kesenangan yang diperolehnya seperti menabung uang, atau pada waktu ditemukannya pedoman-pedoman tertentu sama seperti tukang kayu memperoleh tatah, bur, jangka, penggaris. 

5. MENGURAI DAN MENYUSUN DAYA BATIN. Apabila diperoleh rasa dan daya baru, rasa baru itu diolah lagi dan diperhalus lagi. Misalnya untaian ratna. Kesenangan seperti itu sama sekali tidak terhingga, kecuali oleh yang sudah mengalami. 

6. MEMBAGI, MENGATUR, MENYUSUN PIKIRAN DAN DISELARASKAN DENGAN RASA dan bisa menghasilkan karya yang indah. 

7. MENJUMBUHKAN RASA YANG BERMACAM-MACAM, diatur menurut urutan tingkatan, diselaraskan sehingga tercapai rasa yang indah. Seperti juru masak yang ahli meracik masakan. “Rasa kang sumingit ana layang kikidungan anggitane para linuwih apa dene kang ana ing candi, wayang, gamelan, pakem lan liya-liyane, kabeh wujud gugubahan utawa oncen-oncen (anyar) kang banget endahe. Rasa kang digubah pada maujud ana ing kaalusan, dadi rerenggan sajroning gaib, kang ora kena kinaya ngapa endahe” 

8. Orang yang sedang NGELMU dengan penuh ketekunan akan merasakan dan memperhatikan kemajuan yang dicapai, selalu MENDAPAT PETUNJUK DARI PRIBADINYA SENDIRI. Kesenangannya seperti anak sekolah, rasa dan budinya seperti guru, alam semesta ini sebagai pelajaran. “Kabeh pada aweh pitutur marang kang ahli sasmita: kaya-kaya sarupaning kang tumuwuh pada muni dewe-dewe, sarta unine laras kaya gending kang banget kepenake” 

9. Penuntut ngelmu akan gemar berbuat baik kepada sesama. Tumbuh niatnya seperti itu dari kehendak yang luhur dan niat itu akan memperbesar DAYA KELUHURAN. Hasilnya langsung akan mengenai diri pribadinya juga; yaitu lenyapnya penyakit watak dan tumbuhnya perasaan dan budi yang luhur. 

10. Penuntut ngelmu mempunyai kesenangan seperti pengadu ayam, jangkrik, permainan. Sebab setiap hari selalu menghayati PERANGNYA ANASIR-ANASIR BAIK BURUK. Apabila yang buruk dikalahkan yang baik, kepuasannya melebihi pengadu ayam sebab ia memperoleh ganjaran berupa: DAYA HALUS. Sedangkan pemain ayam asuan hanya memperoleh uang. 

11. Penuntut ngelmu yang gentur/gigih mempelajari RAHASIA KEHIDUPAN juga memiliki kesenangan yang sama dengan kesenangan raja yang berperang menaklukkan negara lain. Yaitu bila kekuatan “setan” dikalahkan oleh unsur ILAHIAH pada pribadi kita. 

12. Orang yang ngelmu pelajaran kebijaksanaan hidup juga mempunyai kepuasan dan rasa bebas seperti orang yang berhasil melenyapkan KLILIP atau kotoran di pelupuk mata, atau belenggu yang mengganggu perjalanan hidup. Dia terbebas dari ikatan KECANDUAN DUNIA dan RASA BEBAS DARI KEKANGAN. Seperti anak yang tidak lagi menangis karena disapih. 

13. Ahli ngelmu mengerti dengan jelas bahwa berbuat baik sangat besar manfaatnya untuk dijalankan. Misalnya kita kehilagan 2 sen dan dapat ganti 100 rupiah, menanam satu biji kelapa dapat hasil banyak dan terus-terusan bagi orang yang AHLI RASA. Mengerti saja sudah senang seperti memperoleh keuntungan yang besar, sebab kenyataannya tidak banyak orang yang menghayati kalimat-kalimat ‘mandes’ hingga ke lubuk hati: 

“KANG AKEH MUNG KUMAMBANG DIANGGO KEMBANG LAMBE, ORA BISA YAKIN SAJRONING ATI. APA MANEH PANGERTI BAB RASA TRESNA MARANG DAT, DADI WOT MARANG SEGARA RAHMAT. MANUNGSA KANG BISA NGREGANI MARANG PANGERTI KANG SAMAR IKU NGRASA NEMU KANUGRAHAN GEDE, SUKA SUKURE NGUNGKULI KANG NEMU EMAS”

*copas blog tetangga*

Thursday, May 7, 2020

ATLAS WALI SONGO


Judul : Atlas Wali Songo
Nomor ISBN : 978-602-8648-09-7
Cetakan : VI, November 2014
Penulis : Agus Sunyoto
Penerbit : Pustaka IIMaN, Depok
Kategori : Sejarah
Jenis Cover : Hard
Tebal Buku : 406 Halaman
Kertas : Glosy ( kertas foto )
Berat Buku : 800 gram
Dimensi : 20 cm x 30 cm

Deskripsi :
Jika anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan kira-kira 20 th ke depan, Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji : Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam Wahabi ke Sumatera Barat. Itu berarti, anak cucu anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatera Barat.
Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku Atlas Wali Songo dengan pendekatan multi disiplin : historis, arkeologi, aetiologis, etnohistoris, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan prinsip 'Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para Pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para Ulama penyebar Islam tersebut.

Tuesday, February 25, 2020

PENGALAMAN NAIK PESAWAT

Hari Jumat malam 21 Februari 2020, saya ikut penerbangan Citilink dari bandara Sukarno Hatta menuju ke Semarang. Saya bersyukur bisa menilik kembali kota Semarang yang sudah sekian lama tidak saya kunjungi. Saya hanya mempunyai waktu 3 hari untuk sekedar melihat-lihat kondisi kota Semarang karena hari Selasa pagi sudah pulang dari Semarang.
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis pengalaman penerbangan, yang dimulai dari pemesanan tiket hingga keluar dari bandara tujuan yang semoga saja bermanfaat bagi para pembaca.
Okey dimulai saja.... jika kita mempunyai trip/perjalanan yang menggunakan jasa transportasi udara berupa pesawat terbang, terlebih dahulu kita memesan kursi penumpang yang bisa kita lakukan sendiri pemesanannya lewat media online atau kita bisa datang ke gerai penjualan tiket pesawat. Pemesanan kursi penumpang sebaiknya dilakukan sebelum hari H keberangkatan pesawat, karena beberapa hari keberangkatan pesawat biasanya kursi sudah habis dipesan orang.
e_tiket yang saya dapat ini, pemesanannya dilakukan melalui media online. Anda bisa memesan di alamat internet seperti yang diiklankan di televisi, facebook dan media informasi lainnya, atau spanduk-spanduk yang terpampang di jalanan. Jika saya memiliki media online atau gerai penjualan tiket, tentu saja anda akan saya sarankan membeli tiket di tempat saya dan alamatnya akan saya lampirkan di sini, tetapi saya tidak memilikinya.


Pemesanan e_tiket
gambar 1

Setelah kita mendapatkan e_tiket, sebaiknya kita baca terlebih dahulu data-data yang ada terutama di terminal mana dan juga kode pemesanan kursi penumpang yang nantinya akan kita gunakan dalam mencetak tiket. Mesin untuk mencetak tiket ada di terminal dan digunakan untuk umum, jadi kita harus bisa menggunakannya sendiri. Mesinnya berbentuk seperti ATM bank-bank yang sering kita lihat dan masing-masing Maskapai (perusahaan penerbangan) atau setiap nama pesawat berbeda untuk mesin cetak tiketnya.
Karena bandara Sukarno Hatta cukup besar, saya menggunakan bantuan GPS Maps untuk sedikit mengetahui gambaran bandara Sukarno Hatta sebelum berangkat ke bandara. Dari hasil GPS Maps ini kita bisa mengetahui tata letaknya dan keterangan yang ada di dalamnya. Bagi yang menggunakan Google Maps sedikit berhati-hati karena data-data dalam hasil pencitraannya bisa berbeda dengan kondisinya, hal ini karena Google Maps terbuka umum dalam memasukkan data alamat, saya pernah mencobanya, entah bagaimana dengan GPS Maps ini, mudah-mudahan tidak ada tangan-tangan jahil yang turut campur di dalamnya. Coba bayangkan jika anda sedang mencari warung makan, setelah didatangi sesuai petunjuk Google Maps ternyata sebuah hotel. Wahh... jadinya keluar duit lagi kan? Itu gambaran yang mudah saja.
Pencitraan GPS Maps dengan menggunakan Handphone, hasil screen shootnya seperti pada gambar 2 : 


Bandara Sukarno Hatta
Hasil Pencitraan "GPS Maps"
gambar 2

Dengan mengetahui tata letak bandara Sukarno Hatta, maka kita tidak bingung jika telah sampai terminal. Jika tak tahu arah lebih baik bertanya kepada petugas bandara, tentunya petugas bandara dengan senang hati akan membantunya. Itu memang tugasnya.
Seperti yang saya alami, berangkat menuju terminal 2 domestik berawal dari stasiun Tanjung Priok dengan menggunakan jasa transport, jadi kita serahkan kepada pak supir untuk bisa sampai di terminal 2. Supirnya juga menggunakan GPS untuk mengetahui jalan mana yang kosong, padat, atau macet. Di sini perlu diperhitungkan waktunya, pokoknya kita harus sudah sampai di ruang tunggu pemberangkatan, 1 jam sebelum pesawat berangkat.
Sampainya di depan pintu masuk terminal 2 domestik, suasananya terasa nyaman, terlihat orang di sekitar cukup ramah. Berbeda saat di Juanda Surabaya dahulu, terlihat beberapa orang siap pasang nyali kepada saya, itu baru di pintu masuk. Yaah..... sudahlah..... mungkin ada masalah pribadi sehingga saya harus menghadapi orang-orang semacam itu, atau mungkin mereka seperti calo-calo yang ada di terminal bus, saya tak tahu itu. Notaris pun terlihat tak nyaman dibuatnya, kondisi seperti itu mungkin terlihat aneh tak seperti biasanya. Saya ikut terbang saat itu karena big boss property punya acara wedding anaknya yang diselenggarakan di bali.
Okey dilanjut..... setelah masuk terminal 2 domestik, kita menuju ke mesin pencetak tiket yang berderet, jangan lupa cari mesin cetak yang bertuliskan "nama pesawat" yang akan ditumpangi. Tiket saya dicetak di mesin pencetak dari Maskapai "Citilink" yang berwarna hijau. Caranya tinggal memasukkan kode booking e_tiketnya yang dibeli lewat media online (gambar 1), dan hasil cetakannya seperti gambar 3 (separuhnya sudah disobek petugas bandara di pintu masuk Gate No D6) :


Tiket Pesawat "Citilink"
gambar 3

Jika tiket telah tercetak, baca dulu dengan seksama data-data yang ada pada tiket terutama Gate/Pintu masuk pemberangkatan pesawat, pastikan semua data yang tercetak sudah benar. Di tiket saya tercetak Gate No : D6. 
Setelah tiket tercetak, berjalanlah masuk lebih dalam lagi dan lihatlah tanda panah/petunjuk arah Gate No dan ikuti saja sesuai Gate No yang tercetak di Tiket Pesawat anda, maka anda akan dituntun menuju tempat pemberangkatan pesawat. Di depan Gate/Pintu masuk pemberangkatan, terdapat tempat duduk untuk menunggu siapnya pesawat diberangkatkan, di sinilah diharuskan berada 1 jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. Perhatikan dengan baik, jika pesawat sudah siap, para penumpang akan dipersilahkan masuk lewat Gate No yang tercetak di tiket masing-masing. Jangan sungkan, jika tak tahu lebih baik tanyakan kepada petugas yang berada di Gate/Pintu masuk.
Melalui pintu masuk ini, semua barang harus di periksa menggunakan sinar X, ikat pinggang pun harus dilepas dan harus melalui pemeriksaan sinar X. Sebenarnya tidak dilepaspun tidak apa-apa, tetapi petugas nantinya kerepotan jika memeriksa ikat pinggang 1 per satu. Saat di sini, saya tidak melepas ikat pinggang karena kesulitan, saat memasang pun kesulitan. Saya menggunakan ikat pinggang Tactical berbahan plastik dengan lebar 4 cm seharga 30 ribu, jika berbau benda tajam tentunya tidak lolos sensor. 
Oh ya.... jangan lupa siapkan KTP dan tiket yang dicetak tadi untuk diperiksa petugas bersamaan dengan pemeriksaan barang. Di pintu masuk jembatan (lorong) penghubung pintu pesawat dan ruang tunggu yang disebut garbarata, KTP dan tiket akan diperiksa kembali.



Setelah melewati Gate No : D6
gambar 4

Okey...... memasuki pintu masuk pesawat, anda tentunya akan disambut dengan keramahan pramugari-pramugara. Duduklah di tempat duduk sesuai dengan yang tercetak di tiket pesawat, maka dari itu simpan tiket pesawatnya baik-baik.
Sebelum take off, penumpang akan diberitahu kondisi cuaca di jalur terbang yang akan dilalui oleh pilot, dijelaskan pemakaian sabuk pengaman, oksigen, pelampung, dan tanggap darurat. 
Pilot dan awak pesawat yang saya tumpangi ternyata suka berpantun, dan ini mencairkan suasana, saya bisa dibuat tertawa juga oleh mereka...... yaah cair. Lain pilot lain crew...... entahlah.
Semua sudah siap..... sang pilot akan membawa kita terbang. Jika sudah di atas, sesekali pilot memberitahukan kondisi cuaca dan penerbangannya kepada penumpang. Dengan melewati kondisi hujan sebentar di atas, semuanya terlewati baik-baik saja sampai dengan pendaratan di Semarang. Dalam pendaratannya Crew (pramugara) memberitahukan kepada penumpang bahwa penerbangan lebih cepat 45 menit dari biasanya .........waww.

Selesai sudah penerbangan kali ini, kita tinggal mengikuti petunjuk arah pintu keluar. Jika anda menitipkan barang bagasi, anda tinggal menunggu barang anda di atas ban berjalan.
Di luar pintu keluar banyak berbaris taxi, untuk saat ini bila akan menggunakan taxi menujulah loket penjualan tiket "Taxi Resmi" yang terlihat sederhana dan seadanya, anda akan dikenai tarif wilayah sesuai dengan tujuan anda. Siapkan uang pas 7.000 rupiah (berikan kepada supir taxi), karena anda akan dikenai biaya lagi untuk karcis parkir taxi saat keluar di "Gerbang keluar Bandara" sebesar 7.000 rupiah.
Selamat jalan dan selamat mencoba jika berkenan.





Monday, January 20, 2020

PONSELKU

Saya mengingat dan mencatat riwayat Ponsel yang saya gunakan selama ini :

1. Siemens C25
Dunia ponsel mulai saya gunakan sekitar tahun 2003, alhamdulillah...... dari perhatian orang tua yg saat itu menyarankan membeli alat komunikasi pribadi berupa handphone. Untuk komunikasi berjarak, sebenarnya sudah terpasang telepon kabel untuk perumahan sejak 1997. 
Dengan pemberian dana dari orang tua saya mendapatkan tambahan 200K IDR untuk membeli HP. Setengah enam sore saya pergi ke counter HP yang sebelumnya pernah saya singgahi yang mana di situ ada HP sasaran dengan kondisi bekas pakai, Siemens C25. Dengan harga +/- 325K IDR, saya menambahi +/- 125K IDR untuk bisa memilikinya. 
Sampainya di rumah, saya operasikan itu HP, ternyata HP tidak berfungsi, tak ada sinyal dlm simcard sehingga tdk bisa digunakan untuk menelpon. Sekitar setengah sembilan malam saya kembali ke counter untuk klarifikasi permasalahan, ehh... Sampainya di tujuan, counter sdh mau tutup, terlihat karyawan kios sdh bergerombol di depan kios cellular siap-siap pulang. Nggak tahunya ada mbak cantik pemilik kios selular yg minta HPnya untuk di-cek. Ternyata benar.... sinyal di sana langsung penuh. Dengan demikian, tak ada lagi niat untuk mengembalikan, menukar, atau memikirkan bagaimana solusi yg lain jika hp tdk berfungsi. 
Ya begitulah, karena sebab belum mengenal yg namanya handphone, masalah tak ada sinyal di tempat pun membuat saya bingung, kacau, dan perasaan kecewa lainnya.... padahal semuanya baik-baik saja.



2. Nokia 3315
Kalau tidak salah ingat, HP model ini saya dapat di Pasir Luhur Purwokerto, yang mana waktu saya di LIPPO sekitar tahun 2004, pemilik counter mengikutsertakan anaknya dalam asuransi LIPPO. Dengan menukarkan Siemens C25 yg saya miliki dan menambah uang cash yg nominalnya saya lupa, HP saya menjadi berubah seperti ini, tapi casingnya berwarna biru.


3. Nokia 1100
Nokia bekas pakai sekitar 4 bulan ini tampilannya keren, tapi hanya bisa untuk sms dan telepon.



4. Nokia 3315
Kembali ke Nokia 3315 lagi, saya menggunakan bekas pakai yg ditawarkan tetangga.


5. Nokia 2600
Nokia model seperti ini saya beli baru dengan menyesuaikan kebutuhan. Saat itu saya membutuhkan kotak e_mail, aplikasi facebook, dan spesifikasi lainnya. Dengan mencari di tabloid pulsa, saya menemukan spesifikasi yg cocok seperti ini dengan  casing berwarna hitam dan harga 600rb. HP ini hanya bertahan 1 th 2 th saja di tangan, karena sudah ada yang minta. 


6. Nokia N70 Music Edition
Entah siapa yang minta, HP ini ditawarkan ke saya. Tampilannya memang mantap, di dalam box masih ada nota yg menunjukkan kios seluler di Tanjung Priok Jakarta. HP ini masih bertahan di tangan sampai saat ini, sedikit rusak di LCD bagian atas karena terjatuh. Tidak mengganggu dan masih normal digunakan. Jika diperbaiki tampilannya, bisa menghabiskan dana 200K IDR lebih untuk ganti LCD (yg 70 ribuan), Batere (yg 70 ribuan) dan casing (yg 120 ribuan) biar tetap mantap.


7. Evercross
Nokia masih di tangan, ada penawaran lagi dari tetangga, evercross bekas pakai (entah type berapa saya lupa, tapi tampilannya seperti gambar). HP ini bertahan 1 th 2 th dan kandas di Surabaya tahun 2013 karena terjatuh dan mati. Entah bagian mana yg rusak tdk saya perhatikan, karena sy tdk begitu greget dengan onderdil HP. 
Sebagai pengingat, sebelum Evercross ini terjatuh, saya sudah memiliki HP baru yg  dibeli di Mall, OPPO R821. Saya hanya ngikut mbonceng saja sekiranya HP apa yg pantas digunakan oleh saya, jadi saya tidak memperhatikan spesifikasi HP yg saya butuhkan. Sebenarnya sih evercross masih layak pakai, tetapi saya saja yang berkeinginan memiliki HP lagi karena tidak nyaman menggunakan evercross, dananya juga saya anggarkan 2 jt yg didapat saat home industri eyelashes masih berjalan. Kalau dipikir yg masak, lebih baik dana segitu untuk beli Samsung J5, kalau dipikir yang lebih masak lagi mungkin tidak perlu HP baru karena masih ada evercross.


8. OPPO R821
Android ini tipis dan agak licin bila tanpa case. Menunya ya seperti Evercross sebelumnya, Hanya bedanya saya jarang sentuh Evercross dan dipakai bila ada panggilan, yah seperlunya saja, sedang OPPO ini sering dipakai. Dalam waktu yg senggang buat nongton film di youtube yg kiranya menarik, saya share juga ke facebook saat putar film. Lain daripada itu sering juga saya gunakan untuk mengoperasikan aplikasi smule.
Saya buka di tabloid pulsa, sekarang ini 1,599rb harganya, turun 200rb dibandingkan saat saya beli desember 2013 silam.
Perjalanan Android ini kandas di desa, karena kurang perhatiannya saya dengan perawatan Android ini, Batere sudah menggelembung, masih saja saya mengoperasikan Android ini, akhirnya membuat komponen di dalamnya rusak. Ditambah lagi dengan penggunaan charger bukan pasangannya yg terjadi kebocoran, output yg lebih dari 5 volt. Android ini terhenti sistem operasinya saat sedang di cas, perhitungannya kira-kira hanya 3 tahun berada di tangan, waktu yang cukup singkat untuk usia HP tangan pertama.


9. Lenovo A369i
Dengan tdk berfungsinya OPPO R821, saya memakai Lenovo bekas pakai yg sdh tdk digunakan lagi, tp saya harus mengganti konektor charger karena Android ini sudah tidak bisa di cas. Cukup lama juga digunakan (buat smulean juga).
Akhir perjalanan android ini, saat sedang di cas juga, muncul pemberitahuan "sayangnya.... telah berhenti". Bila android di on-kan lagi, beberapa detik kemudian muncul pemberitahuan "sayangnya google telah berhenti". Tidak hanya google saja, tetapi semua file muncul pemberitahuan seperti itu, 1 per satu file. Mungkin perjalanan android ini belum berakhir, karena saya belum mereset dengan "hard reset". Mungkin bisa normal kembali karena softwarenya yg semrawut/bundet bisa diinstall lagi.


10. Xiaomi Redmi Note 3
HP yg dibeli baru 13 Januari 2020 dengan harga 765K IDR di bawah 800K IDR ini untuk memenuhi kebutuhan agar tetap bisa menjaga komunikasi. Mengingat saya hanya menggunakan Nokia N70 ME yang sampai sekarang masih bertahan untuk membaca simcard, saya merasakan penggunaan handphone ini kurang praktis. Dengan demikian saya memilih untuk menggunakan Xiaomi ini sebagai alat komunikasi yang tentunya sudah dipertimbangkan spesifikasinya.
Harga berbeda cukup jauh di tabloid pulsa, yg tercantum bandrol harga 2,7 jt. Penjelasan penjual, katanya sih barang refurb, saya cari artinya di google, ternyata barang second yg diperbaiki perusahaan dan dijual lagi, tapi mungkin bisa juga berarti barang sortiran yg diperbaiki lagi oleh perusahaan. Kalau melihat harganya??? Saya jawab tidak mungkin ini jenis barang refurb.
Setelah saya buka box tgl 18 Januari ( unboxingnya saya upload juga di facebook), saya rasa ini adalah produk KW atau tiruan. Pernah saya baca informasi mengenai perjanjian antar perusahaan, dimana sebuah perusahaan mengijinkan perusahaan lain untuk memproduksi produk yg sama dari perusahaannya dan menentukan harga jualnya yg tentunya tdk sama dengan harga jual produk perusahaan miliknya, dan ini yang dinamakan KW. Tujuan diproduksinya KW itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena untuk yang original produksinya terbatas.
Produk yg saya dapat ini memang beda jauh harganya, tetapi kualitasnya ya nggak khawatir lah saya, asal bisa menjaga dan merawat saja. Untuk kekurangannya, semua Xiaomi tdk menyediakan perlengkapan headset, jadi harus melengkapi sendiri jika ingin mendengarkan suara handphone langsung ke telinga. Selain itu, melihat chargernya saya juga masih ragu-ragu sehingga harus mencari charger yang baru lagi.







KARANG TARUNA

BENDERA KARANG TARUNA Bendera Karang Taruna adalah bendera resmi yang menjadi simbol dan perlambang utama organisasi Karang Taruna sebagai...