Thursday, May 7, 2020

ATLAS WALI SONGO


Judul : Atlas Wali Songo
Nomor ISBN : 978-602-8648-09-7
Cetakan : VI, November 2014
Penulis : Agus Sunyoto
Penerbit : Pustaka IIMaN, Depok
Kategori : Sejarah
Jenis Cover : Hard
Tebal Buku : 406 Halaman
Kertas : Glosy ( kertas foto )
Berat Buku : 800 gram
Dimensi : 20 cm x 30 cm

Deskripsi :
Jika anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan kira-kira 20 th ke depan, Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji : Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam Wahabi ke Sumatera Barat. Itu berarti, anak cucu anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatera Barat.
Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku Atlas Wali Songo dengan pendekatan multi disiplin : historis, arkeologi, aetiologis, etnohistoris, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan prinsip 'Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para Pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para Ulama penyebar Islam tersebut.

Tuesday, February 25, 2020

PENGALAMAN NAIK PESAWAT

Hari Jumat malam 21 Februari 2020, saya ikut penerbangan Citilink dari bandara Sukarno Hatta menuju ke Semarang. Saya bersyukur bisa menilik kembali kota Semarang yang sudah sekian lama tidak saya kunjungi. Saya hanya mempunyai waktu 3 hari untuk sekedar melihat-lihat kondisi kota Semarang karena hari Selasa pagi sudah pulang dari Semarang.
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis pengalaman penerbangan, yang dimulai dari pemesanan tiket hingga keluar dari bandara tujuan yang semoga saja bermanfaat bagi para pembaca.
Okey dimulai saja.... jika kita mempunyai trip/perjalanan yang menggunakan jasa transportasi udara berupa pesawat terbang, terlebih dahulu kita memesan kursi penumpang yang bisa kita lakukan sendiri pemesanannya lewat media online atau kita bisa datang ke gerai penjualan tiket pesawat. Pemesanan kursi penumpang sebaiknya dilakukan sebelum hari H keberangkatan pesawat, karena beberapa hari keberangkatan pesawat biasanya kursi sudah habis dipesan orang.
e_tiket yang saya dapat ini, pemesanannya dilakukan melalui media online. Anda bisa memesan di alamat internet seperti yang diiklankan di televisi, facebook dan media informasi lainnya, atau spanduk-spanduk yang terpampang di jalanan. Jika saya memiliki media online atau gerai penjualan tiket, tentu saja anda akan saya sarankan membeli tiket di tempat saya dan alamatnya akan saya lampirkan di sini, tetapi saya tidak memilikinya.


Pemesanan e_tiket
gambar 1

Setelah kita mendapatkan e_tiket, sebaiknya kita baca terlebih dahulu data-data yang ada terutama di terminal mana dan juga kode pemesanan kursi penumpang yang nantinya akan kita gunakan dalam mencetak tiket. Mesin untuk mencetak tiket ada di terminal dan digunakan untuk umum, jadi kita harus bisa menggunakannya sendiri. Mesinnya berbentuk seperti ATM bank-bank yang sering kita lihat dan masing-masing Maskapai (perusahaan penerbangan) atau setiap nama pesawat berbeda untuk mesin cetak tiketnya.
Karena bandara Sukarno Hatta cukup besar, saya menggunakan bantuan GPS Maps untuk sedikit mengetahui gambaran bandara Sukarno Hatta sebelum berangkat ke bandara. Dari hasil GPS Maps ini kita bisa mengetahui tata letaknya dan keterangan yang ada di dalamnya. Bagi yang menggunakan Google Maps sedikit berhati-hati karena data-data dalam hasil pencitraannya bisa berbeda dengan kondisinya, hal ini karena Google Maps terbuka umum dalam memasukkan data alamat, saya pernah mencobanya, entah bagaimana dengan GPS Maps ini, mudah-mudahan tidak ada tangan-tangan jahil yang turut campur di dalamnya. Coba bayangkan jika anda sedang mencari warung makan, setelah didatangi sesuai petunjuk Google Maps ternyata sebuah hotel. Wahh... jadinya keluar duit lagi kan? Itu gambaran yang mudah saja.
Pencitraan GPS Maps dengan menggunakan Handphone, hasil screen shootnya seperti pada gambar 2 : 


Bandara Sukarno Hatta
Hasil Pencitraan "GPS Maps"
gambar 2

Dengan mengetahui tata letak bandara Sukarno Hatta, maka kita tidak bingung jika telah sampai terminal. Jika tak tahu arah lebih baik bertanya kepada petugas bandara, tentunya petugas bandara dengan senang hati akan membantunya. Itu memang tugasnya.
Seperti yang saya alami, berangkat menuju terminal 2 domestik berawal dari stasiun Tanjung Priok dengan menggunakan jasa transport, jadi kita serahkan kepada pak supir untuk bisa sampai di terminal 2. Supirnya juga menggunakan GPS untuk mengetahui jalan mana yang kosong, padat, atau macet. Di sini perlu diperhitungkan waktunya, pokoknya kita harus sudah sampai di ruang tunggu pemberangkatan, 1 jam sebelum pesawat berangkat.
Sampainya di depan pintu masuk terminal 2 domestik, suasananya terasa nyaman, terlihat orang di sekitar cukup ramah. Berbeda saat di Juanda Surabaya dahulu, terlihat beberapa orang siap pasang nyali kepada saya, itu baru di pintu masuk. Yaah..... sudahlah..... mungkin ada masalah pribadi sehingga saya harus menghadapi orang-orang semacam itu, atau mungkin mereka seperti calo-calo yang ada di terminal bus, saya tak tahu itu. Notaris pun terlihat tak nyaman dibuatnya, kondisi seperti itu mungkin terlihat aneh tak seperti biasanya. Saya ikut terbang saat itu karena big boss property punya acara wedding anaknya yang diselenggarakan di bali.
Okey dilanjut..... setelah masuk terminal 2 domestik, kita menuju ke mesin pencetak tiket yang berderet, jangan lupa cari mesin cetak yang bertuliskan "nama pesawat" yang akan ditumpangi. Tiket saya dicetak di mesin pencetak dari Maskapai "Citilink" yang berwarna hijau. Caranya tinggal memasukkan kode booking e_tiketnya yang dibeli lewat media online (gambar 1), dan hasil cetakannya seperti gambar 3 (separuhnya sudah disobek petugas bandara di pintu masuk Gate No D6) :


Tiket Pesawat "Citilink"
gambar 3

Jika tiket telah tercetak, baca dulu dengan seksama data-data yang ada pada tiket terutama Gate/Pintu masuk pemberangkatan pesawat, pastikan semua data yang tercetak sudah benar. Di tiket saya tercetak Gate No : D6. 
Setelah tiket tercetak, berjalanlah masuk lebih dalam lagi dan lihatlah tanda panah/petunjuk arah Gate No dan ikuti saja sesuai Gate No yang tercetak di Tiket Pesawat anda, maka anda akan dituntun menuju tempat pemberangkatan pesawat. Di depan Gate/Pintu masuk pemberangkatan, terdapat tempat duduk untuk menunggu siapnya pesawat diberangkatkan, di sinilah diharuskan berada 1 jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. Perhatikan dengan baik, jika pesawat sudah siap, para penumpang akan dipersilahkan masuk lewat Gate No yang tercetak di tiket masing-masing. Jangan sungkan, jika tak tahu lebih baik tanyakan kepada petugas yang berada di Gate/Pintu masuk.
Melalui pintu masuk ini, semua barang harus di periksa menggunakan sinar X, ikat pinggang pun harus dilepas dan harus melalui pemeriksaan sinar X. Sebenarnya tidak dilepaspun tidak apa-apa, tetapi petugas nantinya kerepotan jika memeriksa ikat pinggang 1 per satu. Saat di sini, saya tidak melepas ikat pinggang karena kesulitan, saat memasang pun kesulitan. Saya menggunakan ikat pinggang Tactical berbahan plastik dengan lebar 4 cm seharga 30 ribu, jika berbau benda tajam tentunya tidak lolos sensor. 
Oh ya.... jangan lupa siapkan KTP dan tiket yang dicetak tadi untuk diperiksa petugas bersamaan dengan pemeriksaan barang. Di pintu masuk jembatan (lorong) penghubung pintu pesawat dan ruang tunggu yang disebut garbarata, KTP dan tiket akan diperiksa kembali.



Setelah melewati Gate No : D6
gambar 4

Okey...... memasuki pintu masuk pesawat, anda tentunya akan disambut dengan keramahan pramugari-pramugara. Duduklah di tempat duduk sesuai dengan yang tercetak di tiket pesawat, maka dari itu simpan tiket pesawatnya baik-baik.
Sebelum take off, penumpang akan diberitahu kondisi cuaca di jalur terbang yang akan dilalui oleh pilot, dijelaskan pemakaian sabuk pengaman, oksigen, pelampung, dan tanggap darurat. 
Pilot dan awak pesawat yang saya tumpangi ternyata suka berpantun, dan ini mencairkan suasana, saya bisa dibuat tertawa juga oleh mereka...... yaah cair. Lain pilot lain crew...... entahlah.
Semua sudah siap..... sang pilot akan membawa kita terbang. Jika sudah di atas, sesekali pilot memberitahukan kondisi cuaca dan penerbangannya kepada penumpang. Dengan melewati kondisi hujan sebentar di atas, semuanya terlewati baik-baik saja sampai dengan pendaratan di Semarang. Dalam pendaratannya Crew (pramugara) memberitahukan kepada penumpang bahwa penerbangan lebih cepat 45 menit dari biasanya .........waww.

Selesai sudah penerbangan kali ini, kita tinggal mengikuti petunjuk arah pintu keluar. Jika anda menitipkan barang bagasi, anda tinggal menunggu barang anda di atas ban berjalan.
Di luar pintu keluar banyak berbaris taxi, untuk saat ini bila akan menggunakan taxi menujulah loket penjualan tiket "Taxi Resmi" yang terlihat sederhana dan seadanya, anda akan dikenai tarif wilayah sesuai dengan tujuan anda. Siapkan uang pas 7.000 rupiah (berikan kepada supir taxi), karena anda akan dikenai biaya lagi untuk karcis parkir taxi saat keluar di "Gerbang keluar Bandara" sebesar 7.000 rupiah.
Selamat jalan dan selamat mencoba jika berkenan.





Monday, January 20, 2020

PONSELKU

Saya mengingat dan mencatat riwayat Ponsel yang saya gunakan selama ini :

1. Siemens C25
Dunia ponsel mulai saya gunakan sekitar tahun 2003, alhamdulillah...... dari perhatian orang tua yg saat itu menyarankan membeli alat komunikasi pribadi berupa handphone. Untuk komunikasi berjarak, sebenarnya sudah terpasang telepon kabel untuk perumahan sejak 1997. 
Dengan pemberian dana dari orang tua saya mendapatkan tambahan 200K IDR untuk membeli HP. Setengah enam sore saya pergi ke counter HP yang sebelumnya pernah saya singgahi yang mana di situ ada HP sasaran dengan kondisi bekas pakai, Siemens C25. Dengan harga +/- 325K IDR, saya menambahi +/- 125K IDR untuk bisa memilikinya. 
Sampainya di rumah, saya operasikan itu HP, ternyata HP tidak berfungsi, tak ada sinyal dlm simcard sehingga tdk bisa digunakan untuk menelpon. Sekitar setengah sembilan malam saya kembali ke counter untuk klarifikasi permasalahan, ehh... Sampainya di tujuan, counter sdh mau tutup, terlihat karyawan kios sdh bergerombol di depan kios cellular siap-siap pulang. Nggak tahunya ada mbak cantik pemilik kios selular yg minta HPnya untuk di-cek. Ternyata benar.... sinyal di sana langsung penuh. Dengan demikian, tak ada lagi niat untuk mengembalikan, menukar, atau memikirkan bagaimana solusi yg lain jika hp tdk berfungsi. 
Ya begitulah, karena sebab belum mengenal yg namanya handphone, masalah tak ada sinyal di tempat pun membuat saya bingung, kacau, dan perasaan kecewa lainnya.... padahal semuanya baik-baik saja.



2. Nokia 3315
Kalau tidak salah ingat, HP model ini saya dapat di Pasir Luhur Purwokerto, yang mana waktu saya di LIPPO sekitar tahun 2004, pemilik counter mengikutsertakan anaknya dalam asuransi LIPPO. Dengan menukarkan Siemens C25 yg saya miliki dan menambah uang cash yg nominalnya saya lupa, HP saya menjadi berubah seperti ini, tapi casingnya berwarna biru.


3. Nokia 1100
Nokia bekas pakai sekitar 4 bulan ini tampilannya keren, tapi hanya bisa untuk sms dan telepon.



4. Nokia 3315
Kembali ke Nokia 3315 lagi, saya menggunakan bekas pakai yg ditawarkan tetangga.


5. Nokia 2600
Nokia model seperti ini saya beli baru dengan menyesuaikan kebutuhan. Saat itu saya membutuhkan kotak e_mail, aplikasi facebook, dan spesifikasi lainnya. Dengan mencari di tabloid pulsa, saya menemukan spesifikasi yg cocok seperti ini dengan  casing berwarna hitam dan harga 600rb. HP ini hanya bertahan 1 th 2 th saja di tangan, karena sudah ada yang minta. 


6. Nokia N70 Music Edition
Entah siapa yang minta, HP ini ditawarkan ke saya. Tampilannya memang mantap, di dalam box masih ada nota yg menunjukkan kios seluler di Tanjung Priok Jakarta. HP ini masih bertahan di tangan sampai saat ini, sedikit rusak di LCD bagian atas karena terjatuh. Tidak mengganggu dan masih normal digunakan. Jika diperbaiki tampilannya, bisa menghabiskan dana 200K IDR lebih untuk ganti LCD (yg 70 ribuan), Batere (yg 70 ribuan) dan casing (yg 120 ribuan) biar tetap mantap.


7. Evercross
Nokia masih di tangan, ada penawaran lagi dari tetangga, evercross bekas pakai (entah type berapa saya lupa, tapi tampilannya seperti gambar). HP ini bertahan 1 th 2 th dan kandas di Surabaya tahun 2013 karena terjatuh dan mati. Entah bagian mana yg rusak tdk saya perhatikan, karena sy tdk begitu greget dengan onderdil HP. 
Sebagai pengingat, sebelum Evercross ini terjatuh, saya sudah memiliki HP baru yg  dibeli di Mall, OPPO R821. Saya hanya ngikut mbonceng saja sekiranya HP apa yg pantas digunakan oleh saya, jadi saya tidak memperhatikan spesifikasi HP yg saya butuhkan. Sebenarnya sih evercross masih layak pakai, tetapi saya saja yang berkeinginan memiliki HP lagi karena tidak nyaman menggunakan evercross, dananya juga saya anggarkan 2 jt yg didapat saat home industri eyelashes masih berjalan. Kalau dipikir yg masak, lebih baik dana segitu untuk beli Samsung J5, kalau dipikir yang lebih masak lagi mungkin tidak perlu HP baru karena masih ada evercross.


8. OPPO R821
Android ini tipis dan agak licin bila tanpa case. Menunya ya seperti Evercross sebelumnya, Hanya bedanya saya jarang sentuh Evercross dan dipakai bila ada panggilan, yah seperlunya saja, sedang OPPO ini sering dipakai. Dalam waktu yg senggang buat nongton film di youtube yg kiranya menarik, saya share juga ke facebook saat putar film. Lain daripada itu sering juga saya gunakan untuk mengoperasikan aplikasi smule.
Saya buka di tabloid pulsa, sekarang ini 1,599rb harganya, turun 200rb dibandingkan saat saya beli desember 2013 silam.
Perjalanan Android ini kandas di desa, karena kurang perhatiannya saya dengan perawatan Android ini, Batere sudah menggelembung, masih saja saya mengoperasikan Android ini, akhirnya membuat komponen di dalamnya rusak. Ditambah lagi dengan penggunaan charger bukan pasangannya yg terjadi kebocoran, output yg lebih dari 5 volt. Android ini terhenti sistem operasinya saat sedang di cas, perhitungannya kira-kira hanya 3 tahun berada di tangan, waktu yang cukup singkat untuk usia HP tangan pertama.


9. Lenovo A369i
Dengan tdk berfungsinya OPPO R821, saya memakai Lenovo bekas pakai yg sdh tdk digunakan lagi, tp saya harus mengganti konektor charger karena Android ini sudah tidak bisa di cas. Cukup lama juga digunakan (buat smulean juga).
Akhir perjalanan android ini, saat sedang di cas juga, muncul pemberitahuan "sayangnya.... telah berhenti". Bila android di on-kan lagi, beberapa detik kemudian muncul pemberitahuan "sayangnya google telah berhenti". Tidak hanya google saja, tetapi semua file muncul pemberitahuan seperti itu, 1 per satu file. Mungkin perjalanan android ini belum berakhir, karena saya belum mereset dengan "hard reset". Mungkin bisa normal kembali karena softwarenya yg semrawut/bundet bisa diinstall lagi.


10. Xiaomi Redmi Note 3
HP yg dibeli baru 13 Januari 2020 dengan harga 765K IDR di bawah 800K IDR ini untuk memenuhi kebutuhan agar tetap bisa menjaga komunikasi. Mengingat saya hanya menggunakan Nokia N70 ME yang sampai sekarang masih bertahan untuk membaca simcard, saya merasakan penggunaan handphone ini kurang praktis. Dengan demikian saya memilih untuk menggunakan Xiaomi ini sebagai alat komunikasi yang tentunya sudah dipertimbangkan spesifikasinya.
Harga berbeda cukup jauh di tabloid pulsa, yg tercantum bandrol harga 2,7 jt. Penjelasan penjual, katanya sih barang refurb, saya cari artinya di google, ternyata barang second yg diperbaiki perusahaan dan dijual lagi, tapi mungkin bisa juga berarti barang sortiran yg diperbaiki lagi oleh perusahaan. Kalau melihat harganya??? Saya jawab tidak mungkin ini jenis barang refurb.
Setelah saya buka box tgl 18 Januari ( unboxingnya saya upload juga di facebook), saya rasa ini adalah produk KW atau tiruan. Pernah saya baca informasi mengenai perjanjian antar perusahaan, dimana sebuah perusahaan mengijinkan perusahaan lain untuk memproduksi produk yg sama dari perusahaannya dan menentukan harga jualnya yg tentunya tdk sama dengan harga jual produk perusahaan miliknya, dan ini yang dinamakan KW. Tujuan diproduksinya KW itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena untuk yang original produksinya terbatas.
Produk yg saya dapat ini memang beda jauh harganya, tetapi kualitasnya ya nggak khawatir lah saya, asal bisa menjaga dan merawat saja. Untuk kekurangannya, semua Xiaomi tdk menyediakan perlengkapan headset, jadi harus melengkapi sendiri jika ingin mendengarkan suara handphone langsung ke telinga. Selain itu, melihat chargernya saya juga masih ragu-ragu sehingga harus mencari charger yang baru lagi.







KARANG TARUNA

BENDERA KARANG TARUNA Bendera Karang Taruna adalah bendera resmi yang menjadi simbol dan perlambang utama organisasi Karang Taruna sebagai...