Saya mengingat dan mencatat riwayat Ponsel yang saya gunakan selama ini :
1. Siemens C25
Dunia ponsel mulai saya gunakan sekitar tahun 2003, alhamdulillah...... dari perhatian orang tua yg saat itu menyarankan membeli alat komunikasi pribadi berupa handphone. Untuk komunikasi berjarak, sebenarnya sudah terpasang telepon kabel untuk perumahan sejak 1997.
Dengan pemberian dana dari orang tua saya mendapatkan tambahan 200K IDR untuk membeli HP. Setengah enam sore saya pergi ke counter HP yang sebelumnya pernah saya singgahi yang mana di situ ada HP sasaran dengan kondisi bekas pakai, Siemens C25. Dengan harga +/- 325K IDR, saya menambahi +/- 125K IDR untuk bisa memilikinya.
Sampainya di rumah, saya operasikan itu HP, ternyata HP tidak berfungsi, tak ada sinyal dlm simcard sehingga tdk bisa digunakan untuk menelpon. Sekitar setengah sembilan malam saya kembali ke counter untuk klarifikasi permasalahan, ehh... Sampainya di tujuan, counter sdh mau tutup, terlihat karyawan kios sdh bergerombol di depan kios cellular siap-siap pulang. Nggak tahunya ada mbak cantik pemilik kios selular yg minta HPnya untuk di-cek. Ternyata benar.... sinyal di sana langsung penuh. Dengan demikian, tak ada lagi niat untuk mengembalikan, menukar, atau memikirkan bagaimana solusi yg lain jika hp tdk berfungsi.
Ya begitulah, karena sebab belum mengenal yg namanya handphone, masalah tak ada sinyal di tempat pun membuat saya bingung, kacau, dan perasaan kecewa lainnya.... padahal semuanya baik-baik saja.
2. Nokia 3315
Kalau tidak salah ingat, HP model ini saya dapat di Pasir Luhur Purwokerto, yang mana waktu saya di LIPPO sekitar tahun 2004, pemilik counter mengikutsertakan anaknya dalam asuransi LIPPO. Dengan menukarkan Siemens C25 yg saya miliki dan menambah uang cash yg nominalnya saya lupa, HP saya menjadi berubah seperti ini, tapi casingnya berwarna biru.
3. Nokia 1100
Nokia bekas pakai sekitar 4 bulan ini tampilannya keren, tapi hanya bisa untuk sms dan telepon.
4. Nokia 3315
Kembali ke Nokia 3315 lagi, saya menggunakan bekas pakai yg ditawarkan tetangga.
5. Nokia 2600
Nokia model seperti ini saya beli baru dengan menyesuaikan kebutuhan. Saat itu saya membutuhkan kotak e_mail, aplikasi facebook, dan spesifikasi lainnya. Dengan mencari di tabloid pulsa, saya menemukan spesifikasi yg cocok seperti ini dengan casing berwarna hitam dan harga 600rb. HP ini hanya bertahan 1 th 2 th saja di tangan, karena sudah ada yang minta.
6. Nokia N70 Music Edition
Entah siapa yang minta, HP ini ditawarkan ke saya. Tampilannya memang mantap, di dalam box masih ada nota yg menunjukkan kios seluler di Tanjung Priok Jakarta. HP ini masih bertahan di tangan sampai saat ini, sedikit rusak di LCD bagian atas karena terjatuh. Tidak mengganggu dan masih normal digunakan. Jika diperbaiki tampilannya, bisa menghabiskan dana 200K IDR lebih untuk ganti LCD (yg 70 ribuan), Batere (yg 70 ribuan) dan casing (yg 120 ribuan) biar tetap mantap.
7. Evercross
Nokia masih di tangan, ada penawaran lagi dari tetangga, evercross bekas pakai (entah type berapa saya lupa, tapi tampilannya seperti gambar). HP ini bertahan 1 th 2 th dan kandas di Surabaya tahun 2013 karena terjatuh dan mati. Entah bagian mana yg rusak tdk saya perhatikan, karena sy tdk begitu greget dengan onderdil HP.
Sebagai pengingat, sebelum Evercross ini terjatuh, saya sudah memiliki HP baru yg dibeli di Mall, OPPO R821. Saya hanya ngikut mbonceng saja sekiranya HP apa yg pantas digunakan oleh saya, jadi saya tidak memperhatikan spesifikasi HP yg saya butuhkan. Sebenarnya sih evercross masih layak pakai, tetapi saya saja yang berkeinginan memiliki HP lagi karena tidak nyaman menggunakan evercross, dananya juga saya anggarkan 2 jt yg didapat saat home industri eyelashes masih berjalan. Kalau dipikir yg masak, lebih baik dana segitu untuk beli Samsung J5, kalau dipikir yang lebih masak lagi mungkin tidak perlu HP baru karena masih ada evercross.
8. OPPO R821
Android ini tipis dan agak licin bila tanpa case. Menunya ya seperti Evercross sebelumnya, Hanya bedanya saya jarang sentuh Evercross dan dipakai bila ada panggilan, yah seperlunya saja, sedang OPPO ini sering dipakai. Dalam waktu yg senggang buat nongton film di youtube yg kiranya menarik, saya share juga ke facebook saat putar film. Lain daripada itu sering juga saya gunakan untuk mengoperasikan aplikasi smule.
Saya buka di tabloid pulsa, sekarang ini 1,599rb harganya, turun 200rb dibandingkan saat saya beli desember 2013 silam.
Perjalanan Android ini kandas di desa, karena kurang perhatiannya saya dengan perawatan Android ini, Batere sudah menggelembung, masih saja saya mengoperasikan Android ini, akhirnya membuat komponen di dalamnya rusak. Ditambah lagi dengan penggunaan charger bukan pasangannya yg terjadi kebocoran, output yg lebih dari 5 volt. Android ini terhenti sistem operasinya saat sedang di cas, perhitungannya kira-kira hanya 3 tahun berada di tangan, waktu yang cukup singkat untuk usia HP tangan pertama.
9. Lenovo A369i
Dengan tdk berfungsinya OPPO R821, saya memakai Lenovo bekas pakai yg sdh tdk digunakan lagi, tp saya harus mengganti konektor charger karena Android ini sudah tidak bisa di cas. Cukup lama juga digunakan (buat smulean juga).
Akhir perjalanan android ini, saat sedang di cas juga, muncul pemberitahuan "sayangnya.... telah berhenti". Bila android di on-kan lagi, beberapa detik kemudian muncul pemberitahuan "sayangnya google telah berhenti". Tidak hanya google saja, tetapi semua file muncul pemberitahuan seperti itu, 1 per satu file. Mungkin perjalanan android ini belum berakhir, karena saya belum mereset dengan "hard reset". Mungkin bisa normal kembali karena softwarenya yg semrawut/bundet bisa diinstall lagi.
10. Xiaomi Redmi Note 3
HP yg dibeli baru 13 Januari 2020 dengan harga 765K IDR di bawah 800K IDR ini untuk memenuhi kebutuhan agar tetap bisa menjaga komunikasi. Mengingat saya hanya menggunakan Nokia N70 ME yang sampai sekarang masih bertahan untuk membaca simcard, saya merasakan penggunaan handphone ini kurang praktis. Dengan demikian saya memilih untuk menggunakan Xiaomi ini sebagai alat komunikasi yang tentunya sudah dipertimbangkan spesifikasinya.
Harga berbeda cukup jauh di tabloid pulsa, yg tercantum bandrol harga 2,7 jt. Penjelasan penjual, katanya sih barang refurb, saya cari artinya di google, ternyata barang second yg diperbaiki perusahaan dan dijual lagi, tapi mungkin bisa juga berarti barang sortiran yg diperbaiki lagi oleh perusahaan. Kalau melihat harganya??? Saya jawab tidak mungkin ini jenis barang refurb.
Setelah saya buka box tgl 18 Januari ( unboxingnya saya upload juga di facebook), saya rasa ini adalah produk KW atau tiruan. Pernah saya baca informasi mengenai perjanjian antar perusahaan, dimana sebuah perusahaan mengijinkan perusahaan lain untuk memproduksi produk yg sama dari perusahaannya dan menentukan harga jualnya yg tentunya tdk sama dengan harga jual produk perusahaan miliknya, dan ini yang dinamakan KW. Tujuan diproduksinya KW itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena untuk yang original produksinya terbatas.
Produk yg saya dapat ini memang beda jauh harganya, tetapi kualitasnya ya nggak khawatir lah saya, asal bisa menjaga dan merawat saja. Untuk kekurangannya, semua Xiaomi tdk menyediakan perlengkapan headset, jadi harus melengkapi sendiri jika ingin mendengarkan suara handphone langsung ke telinga. Selain itu, melihat chargernya saya juga masih ragu-ragu sehingga harus mencari charger yang baru lagi.
Harga berbeda cukup jauh di tabloid pulsa, yg tercantum bandrol harga 2,7 jt. Penjelasan penjual, katanya sih barang refurb, saya cari artinya di google, ternyata barang second yg diperbaiki perusahaan dan dijual lagi, tapi mungkin bisa juga berarti barang sortiran yg diperbaiki lagi oleh perusahaan. Kalau melihat harganya??? Saya jawab tidak mungkin ini jenis barang refurb.
Setelah saya buka box tgl 18 Januari ( unboxingnya saya upload juga di facebook), saya rasa ini adalah produk KW atau tiruan. Pernah saya baca informasi mengenai perjanjian antar perusahaan, dimana sebuah perusahaan mengijinkan perusahaan lain untuk memproduksi produk yg sama dari perusahaannya dan menentukan harga jualnya yg tentunya tdk sama dengan harga jual produk perusahaan miliknya, dan ini yang dinamakan KW. Tujuan diproduksinya KW itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena untuk yang original produksinya terbatas.
Produk yg saya dapat ini memang beda jauh harganya, tetapi kualitasnya ya nggak khawatir lah saya, asal bisa menjaga dan merawat saja. Untuk kekurangannya, semua Xiaomi tdk menyediakan perlengkapan headset, jadi harus melengkapi sendiri jika ingin mendengarkan suara handphone langsung ke telinga. Selain itu, melihat chargernya saya juga masih ragu-ragu sehingga harus mencari charger yang baru lagi.